Alasan Mbah Maimoen Yang Selalu dan Sangat Memuliakan Habaib
Jumat, 14 Februari 2020
Add Comment
hpk
Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang KH Maimoen Zubair dikenal sebagai sosok kiai alim, wara’, dan penuh kharisma. Kedalaman ilmunya di bidang syari’ah bukan saja diakui di Indonesia, tapi juga di penjuru dunia. Banyak pujian ulama’ dari berbagai ulama’ terhadap beliau.
.
Salah satu keistimewaan Mbah Kiai Maimoen adalah penghormatan beliau kepada para habib. Dalam berbagai kesempatan, Kiai Maimoen terlihat sangat jelas memuliakan para habib, walaupun itu masih muda. Bahkan pada suatu ketika, ada seorang habib yang nyantri di pesantrennya, tapi Kiai Maimoen tidak mengetahui. Dalam mimpi, Kiai Maimoen didatangi Kanjeng Nabi Muhammad menitipkan cucunya untuk ngaji.
Kyai Haji Maimun Zubair, kadang ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair, (lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 – meninggal di Mekkah, 6 Agustus 2019 pada umur 90 tahun), atau akrab dipanggil Mbah Moen, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Ia Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat. Ia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya. Tapi rupanya tenaga dan pikiran ia masih dibutuhkan oleh negara sehingga ia diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
“Nur (cahaya) Kanjeng Nabi itu ada dua. Ada nur karena nasab, ada nur karena ilmu. Nur karena nasab ini dibawa oleh para keturunannya. Nur karena ilmu dibawa oleh para ulama. Seorang Habib walau tidak alim itu tetap membawa nur karena nasab, wajib kita hormati,” tegas Kiai Maimoen dalam suatu kesempatan.
.
“Dan sekarang banyak kiai yang kehilangan nur sebab ilmu. Punya ilmu tapi ga ada nur – nya sebab kebanyakan nonton TV, oleh karena itu saya tidak punya TV. Bukan karena saya gak kuat beli (ucap beliau sambil suara gujengnya yang khas).” .
“Orang itu harus tau situasi, bisa menempatkan dalil, Jangan hanya “Qul al-Haqqo wa law kana murro” aja dibawa kemana-mana, tapi juga ingat “Lakum dinukum wa liya din”. Jagalah kesatuan Indonesia, “Bedo tapi podo, podo tapi bedo”. (Beda tapi sama, sama tapi beda).
.
Penegasan-penegasan Kiai Maimoen ini wujud kecintaan beliau kepada para habib, juga kecintaan beliau kepada bangsa Indonesia. Semua itu lahir karena kedalaman ilmunya dan ketinggian derajat keulamaannya.
Sumber: ulama_nusantara
.
Salah satu keistimewaan Mbah Kiai Maimoen adalah penghormatan beliau kepada para habib. Dalam berbagai kesempatan, Kiai Maimoen terlihat sangat jelas memuliakan para habib, walaupun itu masih muda. Bahkan pada suatu ketika, ada seorang habib yang nyantri di pesantrennya, tapi Kiai Maimoen tidak mengetahui. Dalam mimpi, Kiai Maimoen didatangi Kanjeng Nabi Muhammad menitipkan cucunya untuk ngaji.
Kyai Haji Maimun Zubair, kadang ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair, (lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 – meninggal di Mekkah, 6 Agustus 2019 pada umur 90 tahun), atau akrab dipanggil Mbah Moen, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Ia Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat. Ia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya. Tapi rupanya tenaga dan pikiran ia masih dibutuhkan oleh negara sehingga ia diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
Apa alasan Kiai Maimoen yang sangat memuliakan para habib?
.“Nur (cahaya) Kanjeng Nabi itu ada dua. Ada nur karena nasab, ada nur karena ilmu. Nur karena nasab ini dibawa oleh para keturunannya. Nur karena ilmu dibawa oleh para ulama. Seorang Habib walau tidak alim itu tetap membawa nur karena nasab, wajib kita hormati,” tegas Kiai Maimoen dalam suatu kesempatan.
.
“Dan sekarang banyak kiai yang kehilangan nur sebab ilmu. Punya ilmu tapi ga ada nur – nya sebab kebanyakan nonton TV, oleh karena itu saya tidak punya TV. Bukan karena saya gak kuat beli (ucap beliau sambil suara gujengnya yang khas).” .
“Orang itu harus tau situasi, bisa menempatkan dalil, Jangan hanya “Qul al-Haqqo wa law kana murro” aja dibawa kemana-mana, tapi juga ingat “Lakum dinukum wa liya din”. Jagalah kesatuan Indonesia, “Bedo tapi podo, podo tapi bedo”. (Beda tapi sama, sama tapi beda).
.
Penegasan-penegasan Kiai Maimoen ini wujud kecintaan beliau kepada para habib, juga kecintaan beliau kepada bangsa Indonesia. Semua itu lahir karena kedalaman ilmunya dan ketinggian derajat keulamaannya.
Sumber: ulama_nusantara
0 Response to "Alasan Mbah Maimoen Yang Selalu dan Sangat Memuliakan Habaib"
Posting Komentar