Mengenal 4 Jenis Aksara di Indonesia
Kamis, 13 Februari 2020
Add Comment
hpk
Mengenal 4 Jenis Aksara di Indonesia
|
Gambar
dari : Wikipedia
|
Aksara-aksara yang ada di wilayah Indonesia ini memiliki
ciri khas di setiap daerah. Model tulisan yang tersebar di beberapa daerah di
Indonesia ini biasa digunakan dalam surat rahasia pada zaman kerajaan.
Ada pula yang menggunakan aksara ini sebagai kode dalam
menyampaikan sesuatu. Untuk itu aksara daerah di Indonesia juga perlu kamu
ketahui, siapa tahu kamu akan menggunakan aksara ini sebagai kode dalam menjaga
rahasiamu agar tidak diketahui orang lain.
Kamu bisa simak informasi jenis-jenis aksara di wilayah
Indonesia dari Senipedia, baca
ulasan ini sampai selesai, semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kamu.
1.
Aksara Abugida – Batak, Sumatra Utara
Abugida yang biasa
digunakan dalam Aksara Batak merupakan salah satu jenis huruf dari hasil
kombinasi antara alfabet dan suku kata. Setiap karakter huruf sudah mencakup
konsonan dan vokal dasar.
Pengucapan huruf ‘a’ merupakan vokal dalam
aksara abugida. Dengan tanda diakritis, pengucapan vokal ini dapat diubah-ubah
sesuai tanda yang diberikan.
Setiap variasi jenis dalam aksara Batak ini memang tidak
sama tetapi juga tidak terlalu berbeda antara satu huruf dengan huruf lainnya
sehingga semua jenis huruf juga hampir mirip.
Dalam penggunaannya di masa lampau, aksara batak sering
dimanfaatkan sebagai penulisan naskah Batak dalam media akordeon. Akordeon
adalah media tulis yang berbentuk buku dengan bahan kulit kayu dan dapat
dilipat.
Sebutan buku ini dalam bahasa batak adalah Pustaha.
Biasanya Pustaha berisikan penanggalan dan ilmu nujum yang ditulis oleh seorang
datu atau dukun.
2.
Aksara Incung – Rancong, Kerinci , Jambi
Referensinya Berdasarkan
tulisan yang pernah disalin oleh Dr. Voorhoede, R. Ng. Dr. Purbacaraka, H.
Veldkamp Conteleur BB, Ny. M.C.J Voorhoeve Bernelet Meeens yang ada di dalam
Tambo Kerinci.
Tulisan ini juga terdapat dalam berbagai benda pustaka
seperti halnya pada tanduk-tanduk sapi dan kerbau, ruas buluh bambu, kulit kayu
atau daluang, dan daun lontar.
Tulisan yang tertera dalam berbagai media itu sudah
dijelaskan dalam buku Bumi Sakti Alam Kerinci SEKEPAL TANAH SURGA. Nenek moyang
Suku Kerinci masih saja mempertahankan tulisan ini hingga sekarang.
3.
Hanacaraka – Aksara Jawa Kuno
Aksara ini biasa
digunakan dalam naskah-naskah Bahasa Jawa yang biasa dikenal dengan Hanacaraka
atau carakan/cacarakan. Aksara ini diturunkan dari sebuah tulisan yang
dipengaruhi agama Hindhu dan diturunkan dari aksara Brahmi.
Sedangkan aksara Jawa Modern ini sudah dimodifikasi dari
jenis aksara Kawi dan termasuk juga dalam jenis aksara abugida.
Contohnya saja aksara yang menyimbolkan huruf ‘Na’ yang
mewakili huruf N dan A menjadi satu dalam kata Nasi. Untuk membuat kata nasi
hanya ditulis dengan simbol dua aksara jawa saja. Pada intinya, cukup ditulis
berdasarkan dua suku katanya ‘Na-Si’.
Hebatnya lagi, akasara jawa ini juga terintegrasi dalam
aplikasi komputer, bahkan sudah dilakukan sejak tahun 1983. Hal ini dilakukan
supaya aksara jawa juga dapat mendapat pengakuan di seluruh dunia.
4.
Aksara Bugis Lontara – Makassar
Aksara ini merupakan
satu-satunya aksara asli khas tulisan Suku Bugis tanpa ada percampuran dari
tulisan budaya lain seperti: budaya arab, budaya india dan budaya cina.
Berdasarkan teori dari Prof. Mattulada (Alm), aksara ini
berasal dari “Sulapa Eppa Wala Suji”. Wala berarti pagar pemisah , sedangkan
Suji berarti putri. Wala Suji juga merupakan pagar bambu pemisah yang berbentuk
belah ketupat dalam suatu acara ritual.
Sulapa eppa yang bermakna empat sisi adalah hasil
simbol dari kepercayaan Bugis Makassar Klasik dengan simbol susunan empat
element antara lain: api, air, angin dan tanah.
Aksara ini sudah dikenalkan sejak abad ke-12 yang mewakili
bahasa asli Bugis yakni ‘Bahasa Ugi”. Terdiri dari 23 jenis aksara bugis yang
tersusun berdasarkan jenis font masing-masing.
Contohnya : Semoga prasasti ini menjadi bahan pelajaran pada anak cucu.
Jika diterjemahkan dalam bahasa tulisan aksara bugis, maka
tulisan akan menjadi saemog prssti aini maenjdi bhn paeljrn pd ank
cucu.
Sehingga dapat dilihat bahwa Aksara Bugis memiliki
kesulitan tinggi dalam menggunakan huruf mati.
Penutup
Masih banyak aksara
daerah lain yang wajib kita ketahui selain empat jenis aksara di atas.
Berbanggalah memakai aksara-aksara ini dalam menulis naskah, bukan mencontoh
tulisan negara lain yang dianggap keren akibat pengaruh hiburan Film Asia dan
Barat.
Demikianlah, Informasi mengenai Aksara-aksara yang ada di
wilayah Indonesia, dari Senipedia. Semoga ulasan di atas bisa menambah wawasan
kamu mengenai kebudayaan di Indonesia. Terima kasih.
0 Response to "Mengenal 4 Jenis Aksara di Indonesia"
Posting Komentar