Kisah Abdullah Dzul Bijadain, Sahabat Yang teguh Keislamannya
Kamis, 21 Mei 2020
hpk
Assalamualaikum Wr Wb
Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillahirobbil
alamin ....
Washolatu wassalamu'ala asrofil ambiya iwal
mursalin wa'ala alihi wasohbihi aj ma'in
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat iman dan islam sehingga kita hingga hari ini tetap dalam keadaan sehat
wal afiat dan selalu berada dalam lindungannya.
Sholawat dan salam juga kita haturkan pada Nabi
besar Muhammad SAW yang syafaatnya selalu kita tunggu di di akhirat nanti ...
Aamiin.
Para sahabat Blog muslim ... islamidina , kali ini
kita akan membahas dan mengisahkan tentang sahabat nabi :
Kisah Abdullah Dzul Bijadain, Sahabat Yang teguh Keislamannya
Sebagian dari kita mungkin belum mengenal seorang
sahabat Abdullah Dzul Bijadain, beliau adalah sahabat nabi yang mendapat ridho
dari Rosulullah SAW karena keteguhannya dalam menjaga keislamannya.
Setelah mendengarkan kisahnya, akan tumbuh kekaguman
kita betapa para sahabat nabi dalam keterbatasan itu tak menghalangi mereka
dari beramal dan berjuang dijalan Allah SWT.
Para sahabat adalah generasi terbaik umat Islam
mereka laksana bintang, kita melihat dari kalangan sahabat di sana ada cahaya
kemuliaan dan keteladanan dari Tarbiyah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.Kisah
tentang teladan terbaik di alam semest.
Para sahabat Islamidina yang dimuliakan oleh Allah SWT,
Setelah melaksanakan Sholat subuh berjamaah Rasulullah SAW biasanya menyalami
para sahabat-sahabatnya dan pagi itu ada wajah baru di Masjid Nabawi.
Rasulullah SAW bertanya, Siapakah engkau ? kepada
laki-laki yang mengenakan pakaian kasar dan sangat sederhana serta sarung dan
baju nya tampak terbuat dari kain yang sama, warnanya pun juga agak berbeda.
Akhirnya
sang sahabat mengisahkan perjalanann beliau mengatakan : Bahwa aku telah lama
merahasiakan keislamanku hingga kemarin ketika Pamanku mengetahui dia
mengusirku, ia meminta kembali seluruh pemberiannya bahkan bajunya aku kenakan,
sehingga aku serahkan bajuku.
Saat itu juga lalu aku pulang ke ibuku dan ia
memotong kain kasar menjadi 2 dimana 1 untuk sarung 1 untuk bajunya.
Rasulullah SAW pun berkata : " Kalau begitu namamu
adalah Abdullah dzul bijadain bin Abdullah, hamba Allah yang mengenakan kain
kasar yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala"
Hari Berganti Hari waktu berjalan cepat hingga
tahun pun berganti Abdullah dzul bijadain senantiasa bersemangat mengamalkan
dan memperjuangkan Islam, keterbatasan tak menghalanginya untuk bersama
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Bersama beberapa sahabat lainnya ia menjadi ahlus
suffah tinggal di Masjid Nabawi karena tak punya rumah, namun Justru dengan
cara itulah Abdullah dzul bijadain lebih dekat kepada Rasulullah dan memiliki
lebih banyak kesempatan untuk belajar Kepada beliau tentang agama Islam.
Keterbatasan ekonomi juga tak menyurutkan semangat
jihad Abdullah dzul bijadain, sehingga waktu itupun tiba.
Menjelang Perang Tabuk pada tahun ke-9 Hijriyah ia
meminta doa Rasulullah, “ Ya Rasulullah Doakan aku terbunuh pada perang ini
hingga memperoleh mati syahid “
Rosulullah pun berkata : “Tidak engkau tidak akan
terbunuh, tetapi jika engkau sakit demam lantas wafat, Maka engkau mati syahid “
Dan benar Perang Tabuk di menangkan tanpa
pertempuran Abdullah dzul bijadain tidak terbunuh namun ketika hendak kembali
ke Madinah Abdullah dzul bijadain demam hingga suatu saat malam Abdullah Bin
Masud mendengar ada suara orang menggali tanah terlihat cahaya di tempat yang
agak jauh.
Dari tempatnya bin Mas'ud lantas pergi ke sana
untuk melihat apa yang akan terjadi, ternyata Rasulullah bersama Abu Bakar dan
sahabat-sahabat lainnya sedang menggali makam, lalu Rasulullah mengangkat jenazah
dan memasukkannya ke liang lahat Ya Allah hari ini aku Ridho kepadanya.
Kesimpulan
Kisah Abdullah dzul bijadain setidaknya membawa
tiga pelajaran untuk kita yang pertama
adalah bahwa iman adalah harga mati, demikian besar tentangan yang dihadapi
oleh Abdullah dzul bijadain untuk menjadi seorang muslim, bahkan pamannya yang
selama ini bersamanya justru menjadi seorang penentang dan meminta dirinya agar
tidak masuk islam.
Ujian yang kita hadapi tak seberat mereka, sehingga
Iman kita nggak boleh goyah jangan sampai mati kecuali dalam kondisi Islam.
Pelajaran Kedua
bahwa Kisah diatas mengajarkan pada kita bahwa keterbatasan tidak menghalangi
perjuangan Abdullah dzul bijadain untuk beramal sholeh.Kita tentunya harus
meniru kepribadian beliau dengan terus melaksanakan amal sholeh walau dalam
keterbatasan yang ada.
Ketiga adalah
keikhlasan Abdullah dzul bijadain yang bergegas menyambut seruan jihad,
sehingga Rasulullah mendoakan agar ia mati Syahid hingga membuat Abdullah Bin
Masud Iri kepada Abdullah dzul bijadain karena ia mendapatkan Ridho Rasulullah.
Dan hal itu juga menyebabkannya mendapat ridho Allah SWT.
Begitulah kisah Kisah Syahidnya Sahabat Abdullah
Dzul Bijadain, Semoga kita termasuk
umat yang selalu mendapat Ridho Allah SWT dan Rosulullah SAW.
Sumber : https://youtu.be/u9k5923J-7Y