Kita
sebagait umat muslim dianjurkan bahkan diwajibkan untuk mencintai
Rosulullah SAW, ada banyak cara dan bentuk kita cinta pada nabi Muhammad
SAW.
Salah
satu bentuk kita mencintai Rosulullah SAW adalah dengan mengikuti
ajarannya yaitu mentaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya.
Bentuk
lain mencintai Rosulullah SAW adalah dengan banyak - banyak
mengingatnya yaitu dengan selalu dan senantiasa membaca Sholawat kepada
nabi Muhammad SAW.
Dengan selalu mengingat rosulullah SAW kita akan mendapatkan banyak manfaat dan keutamaan Sholawat serta keridhoan dan syafaat beliau di hari Akhir.
Bacaan Sholawat Nabi
Ada banyak bacaan sholawat nabi yang dapat kita jalankan dan laksanakan dalam kehidupan sehari - hari seperti contoh :
Sholawat Ibrahim
للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ
عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ
باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali
muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad,
wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil
‘aalamiina innaka hamiidummajiid”.
Artinya:
“Ya
Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad. Dan
juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan kepada Ibrahim
dan kepada keluarga Ibrahim.”
dan sholawat Nariyah
اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ
الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ
وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
“Allahumma shollì sholaatan kaamìlatan Wa sallìm salaaman taaman ‘ala
sayyìdìnaa Muhammadìn Alladzì tanhallu bìhìl ‘uqadu, wa tanfarìju bìhìl
kurabu.”
“Wa tuqdhaa bìhìl hawaa’ìju Wa tunaalu bìhìr raghaa’ìbu
wa husnul khawaatìmì wa yustasqal ghomaamu bì wajhìhìl karììmì, wa
‘alaa aalìhì, wa shahbìhì ‘adada kullì ma’luumìn laka.”
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah sholawat
yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjunganku Baginda Nabi
Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan
dari kesulitan.”
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٌ
تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْاَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ
لَنَابِهَاجَمِيعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ
السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ
وَتُبَلِّغُنَابِهَا اَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى
الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ
“Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa
Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal-aafaati
wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaati wa tuthahirunaa bihaa min
jamii’is-sayyi’aati wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaati wa
tuballigunaa bihaa aqshal-gaayaati min jamii’il-khairaati fil-hayaati wa
ba’dal-mamaati”
Artinya:
“Dan dengannya juga ditunaikan hajat dan diperoleh
segala keinginan dan kematian yang baik, serta memberi siraman
(kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, juga
kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau
miliki.”
Serta
sholawat munjiyat:
اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٌ تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ
جَمِيْعِ الْاَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَابِهَاجَمِيعَ
الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ
وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَابِهَا
اَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ
الْمَمَاتِ
“Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin
sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal-aafaati wa taqdhii
lanaa bihaa jamii’al-haajaati wa tuthahirunaa bihaa min
jamii’is-sayyi’aati wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaati wa
tuballigunaa bihaa aqshal-gaayaati min jamii’il-khairaati fil-hayaati wa
ba’dal-mamaati”
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi
Muhammad Saw yang melaluinya Engkau akan menyelamatkan kami dari semua
keadaan yang menakutkan dan membahayakan, dengan rahmat itu Engkau akan
mendatangkan semua hajat kami dan membersihkan semua keburukan kami,
mengangkat kami pada derajat tertinggi , menyampaikan kami pada puncak
tujuan, dari semua kebaikan di waktu hidup dan sesudah mati.“
Keutamaan Sholawat
Abul Hasan al-Bakri, Abu 'Umarah bin Zaid al-Madini dan Muhammad bin Ishaq al-Mathlabi meriwayatkan,
Suatu
hari ketika Rosululloh ﷺ berada di masjid, tiba-tiba seorang lelaki
bercadar datang menemui beliau. Lelaki itu membuka cadar yang menutupi
wajahnya dan berkata dengan fasih, "Salam sejahtera untukmu duhai
manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak
tertandingi."
Nabi ﷺ kemudian mendudukkan lelaki tersebut di antara beliau dan Sayyidina Abu Bakar rodhiyallohu 'anhu.
Sayyidina
Abu Bakar memandangi lelaki tersebut kemudian berkata kepada Rosululloh
ﷺ ; "Duhai Rosululloh, mengapa engkau meletakkannya di antara aku dan
engkau sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada
seseorang yang engkau cintai melebihi diriku?"
Rosululloh ﷺ kemudian bersabda;
"Duhai
Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bersholawat
kepadaku dengan sebuah sholawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun
sebelumnya."
Sayyidina
Abu Bakar pun lantas berkata: "Duhai Rosululah ajarkanlah kepadaku
sholawat yang ia baca agar aku dapat bersholawat kepadamu dengannya."
Rosululloh ﷺ kemudian menyebutkan sholawat tersebut :
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد في
الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، وَفِي الْمَلأِ الأَعْلَى إِلَى يَوْمِ
الْدِّينِ.
Allohumma
sholli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala a-li sayyidina muhammadin fil
awwalina wal a-khirin, wa fil mala-il a'la ila yaumiddîn
Sayyidina
Abu Bakar kemudian bertanya; "Duhai Rosululloh, apakah balasan yang
akan diperoleh seseorang yang membaca shalawat ini?"
Rosululloh ﷺ menjawab :
"Duhai
Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu
menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena
dan para malaikat menjadi juru tulis. Maka lautan akan kering, pepohonan
akan habis sedangkan para malaikat belum selesai mencatat pahala
sholawat ini."
Imam
Nawawi Al-Bantani rahimahullah (lahir tahun 1815, meninggal dunia tahun
1898) berkata bahwa yang dimaksud “shalawat dari Allah” adalah semoga
Allah menambahkan kemuliaan. Sedangkan “salam” yang dimaksud adalah
semoga Allah memberikan penghormatan yang tinggi dan derajat yang mulia.
(Lihat Kasyifah As-Saja Syarh Safinah An-Najaa, hlm. 29)
Ada
ulama yang mengatakan bahwa shalawat dari Allah artinya rahmat,
shalawat dari malaikat artinya ampunan, sedangkan shalawat dari manusia
artinya do’a.
Jika kita mengatakan semoga shalawat pada beliau dari malaikat, maksudnya adalah doa berupa ampunan dari malaikat.
Jika
kita mengatakan semoga shalawat pada beliau dari seorang khotib (yang
berkhutbah), maksudnya adalah doa kebaikan dari khatib.
Jika kita mengatakan semoga shalawat pada beliau dari Allah, maksudnya adalah semoga Allah merahmati beliau.
Namun
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa
shalawat itu lebih spesial lagi dari do’a rahmat. Lihat saja, para ulama
sepakat mendoakan rahmat pada setiap orang beriman. Namun mengenai
shalawat pada selain Nabi, para ulama berbeda pendapat, apakah boleh
ataukah tidak. Kalau do’a itu bermakna rahmat, maka tentu tidak ada
perbedaan.
Sebagaimana kita mendo’akan seseorang dengan rahmat, berarti
juga boleh kita bershalawat padanya semoga shalawat pada orang tersebut
dari Allah, seperti itu doanya.
Perhatikan pula, Allah menyebutkan shalawat sendiri dan rahmat sendiri dalam satu ayat,
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ
“Mereka
itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.
Al-Baqarah: 157). Penyebutan shalawat dan rahmat di sini menunjukkan
akan perbedaan keduanya. Karenanya pula para ulama rahimahumullah
menggunakan shalawat dari Allah pada satu tempat, menggunakan kata
rahmat juga pada tempat yang lain. Kesimpulannya, shalawat tidak sama
dengan rahmat.
Pengertian yang paling bagus mengenai shalawat adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Abul ‘Aliyah rahimahullah,
صَلاَةُ اللَّهِ ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَلاَئِكَةِ ، وَصَلاَةُ الْمَلاَئِكَةِ الدُّعَاءُ
“Shalawat
dari Allah maksudnya adalah pujian Allah pada Nabi di sisi para
malaikat. Shalawat dari malaikat maksudnya adalah do’a.”
Jadi
kalimat “Allahumma shalli ‘alaih”, Ya Allah, semoga shalawat untuk
beliau, maksudnya: pujilah beliau di sisi makhluk yang Maha Mulia yaitu
para malaikat. (Lihat Syarh Al-Mumthi’, 3: 163-164)
Sedangkan kalimat salam itu bermakna Allah yang menyelematkan, menjaga dan menolong Nabinya. (Syarh Al-Mumthi’, 3: 149)
Demikianlah Keutamaan Sholawat dan Bacaan Sholawat Nabi Yang Tak Terbatas Pahalanya, semoga kita mendapat syafaat Rosulullah SAW di hari kiamat nanti ... aamiin
Wallahu A'lam Bisshowab
0 Response to "Keutamaan Sholawat dan Bacaan Sholawat Nabi"
Posting Komentar